Secara
harfiah, Bongkaana Tao berarti membongkar tahun. Acara tersebut
merupakan pesta panen dan ritual menolak bala (bahaya. Akan ada upacara
melabuhkan sesajen ke lautan sambil berdoa agar segala bencana bisa
lenyap dan hilang di lautan lepas. Ada dua maksud digelarnya acara
tersebut. Pertama adalah ungkapan rasa syukur atas rezeki yang
dicurahkan Allah kepada warga sekitar. Kedua adalah memanjatkan doa agar
dijauhkan dari segala bahaya dan sial yang bisa datang sewaktu-waktu.
Jadi Bongkaana Tao artinya menutup masa panen dengan penuh suka cita
sambil berharap agar tahun berikutnya lebih mendatangkan rezeki dan
pengharapan.Sesajennya berbentuk perahu dan di haluan terdapat kayu berbentuk
kepala buaya, sedangkan di bagian buritan atau belakang perahu sesajen
tersebut, terdapat patung ekor buaya. Menurut hikayat, dahulu di dasar
sumur itu berdiam seekor buaya yang sakti sehingga sumur itu dianggap
keramat. Hingga satu saat, buaya tersebut lenyap kemudian ada warga
yang seakan mendapatkan wangsit agar setiap tahun diadakan ritual di
sumur tersebut agar membuang sial dan mendoakan semua warga agar selalu
bahagia dan bertambah rezekinya. Warga yang mendapatkan wangsit itu,
selanjutnya menjadi pemimpin doa. Hingga bertahun setelah dia
meninggal, posisinya akan digantikan oleh keturunannya.
Isis sesajen biasanya berupa makanan khas Buton seperti lapa-lapa,
telur, dan aneka lauk-pauk. Setelah itu, seorang moji datang membawa
tempat dupa, kemudian acara itu dimulai. Mereka lalu membakar dupa di
kemenyan lalu sama-sama berdoa. Doa disampaikan dalam bahasa Arab dan
diselingi dengan bahasa Indonesia. Saya mendengar beberapa kalimat yang
diucapkan seperti jamaliyah, jalaliyah, yang kesemuanya adalah
manifestasi sifat-sifat Tuhan. Kata tersebut sering diucapkan mereka
yang mendalami tasawuf dan tarekat.
Usai berdoa, mereka lalu mengusung sesajen tersebut, kemudian
membawanya ke laut. Mereka lalu berjalan menuju ke dekat lapangan
tempat pekande-kandea, lalu ke dekat laut dan melepaskan perahu sesajen
tersebut secara bersama-sama.
setahu saya tidak bertentangan dengan aqidah islamiah karena semua kegiatan tersebut tetap memegang teguh pada prinsip aqidah dimana setiap doa dan permohonan dipanjatkan kepada sang khalik Tuhan Pemilik Aalam Semesta. Apalagi bahwa di buton terkenal sebagai kota syufi